Hal Mendebarkan Setelah Menjadi Ibu

Masih ingat tidak apa hal yang dulu membuat berdebar jantung kita? Perasaan panik dan kaget tentunya. Aku masih inget, dulu jantung ini berdebar hebat ketika menerima pesan dari teman yang disukai atau berpapasan dengannya. Hahahaha Rasanya tuh 'apa nih kok tiba-tiba banget' atau 'ehhh gak sengaja ketemu'. Dulu perasaan berdebar itu berkesan banget. Tapi.. kalau sekarang, duuuh sudah beda. Aku amati yaa, sejak merantau hal mendebarkan itu seperti ketika menerima pesan atau telepon dari orang tua di jam yang tidak biasa, seperti pas subuh, pas jam kerja, pas tidur, atau pas malem hari. Khawatir kalau keluarga yang di kampung halaman kenapa-kenapa. Tidak cuma itu saja, menerima pesan atau telepon dari guru sekolah anak juga jadi hal mendebarkan untukku sekarang. Belum buka pesan atau belum terima teleponnya saja sudah menduga-duga. 'Kenapa ya? Tadi anakku baik-baik aja kan pas berangkat? Aduuh apa lagi ini?' pokoknya banyak praduga.
Seperti siang tadi, pas banget baru buka WA, ada pesan masuk, nggak biasanya dari admin sekolah anak mengirim pesan di luar format informasi sekolah. Dimulai dari salam dulu, lalu ijin menganggu, lalu menulis agak lama, baru muncullah inti pesannya. Kaaan, bikin panik dan berdebar jantung ini. Alhamdulillah, ternyata beliau cuma konfirmasi saja terkait uang tabungan anakku dan potongan kupon bazar yang lupa belum kuambil dari plastik buku tabungan, jadinya dikira uang tabungan itu dipotong juga untuk bayar kupon. Kenapa aku bisa sepanik ini ya? Nah, kebetulan beberapa kali sebelumnya bu guru wali kelas ketika beliau mengabariku melalui pesan dan telepon itu selalu memberikan kabar yang bikin hati ini sedih, seperti ketika anakku jatuh berdarah, bu guru menginfokan dengan runut dan detail yang akhirnya anak kujemput pulang. Lalu pernah juga belum sampai jam makan di sekolah ehh dikabarin kalau anaknya muntah banyak sekali akhirnya kujemput dan pulang ke rumah padahal pagi harinya tidak apa-apa kondisi fit. Pernah juga nangis minta pulang, kejadian ini seingatku awal sekolah.

Jadinya aku merasa telepon atau pesan dari bu guru di jam sekolah itu seperti teror wkwkwk. Tapi pernah sih mendapat pesan dari guru di jam sekolah kabar gembira. Waktu itu ada lomba memperingatin HUT RI di lapangan, anakku kalah, lalu dia nangis pengen hadiah dan piala seperti teman-temannya. Alhamdulillah hari berikutnya dikabari oleh bu guru kalau anakku juara 2 hafalan surat Al-Lahab, terlihat jelas di foto yang dikirim oleh bu guru ada anakku pose berdiri sambil membawa piagam, hadiah tas dan buku, serta piala. Masyallah, lega sekali rasanya, berdebar dan berbunga-bunga seperti jaman dulu lagi.

Comments

Popular Posts