Mudik 2024 - Pengalaman Pertama Hanif Naik Pesawat Terbang

Alhamdulillah, mudik kami lancar kemarin 6 April 2024. Kami bangun jam 03.40 lalu makan sahur dan mandi. Hanif bangun juga tidak rewel. Berangkat dari rumah naik grabcar sekitar pukul 04.30 setelah suamiku sahur. Aku tidak puasa karena sedang haid dan Hanif masih dalam tahap belajar. Lalu sampai di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali sekitar setengah jam berikutnya. Check in dulu lalu langsung cari kamar mandi dan musholla. Sempat khawatir pagi itu hujan deras, alhamdulillah cerah dan sejuk. Pesawat take off pukul 07.00 WITA dan land on 07.14 WIB. Masih pagi dan nyaman!! Masyallah :)
Selama perjalanan pesawat Hanif ceria dan cukup antusias, dengan sesekali dia tanya, "Aman kan buk?" Kujawabi, "Iya aman Hanif, pilot dan petugasnya profesional, pesawatnya juga bagus kok!" Kutenangkan sebisaku, kuajak ngobrol infokan banyak hal. Berdoa bersama. Sampai saat take off kupegangi dia, kutanyai, "Hanif merasa sesuatu?" Dia menganggukkan kepala, "Iya.." Tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan, ya perubahan tekanan dari darat ke udara membuat perut dan kepala serasa aneh. "Aneh ya Hanif rasanya, gak apa-apa nanti juga hilang kok. Kalau suara ibuk mulai hilang di telinga Hanif, Hanif coba menguap yaa, seperti ini (aku memeragakan membuka mulut seperti menguap). Nanti suaranya terdengar kembali." Dia mengangguk tanda paham dan langsung memraktekkan tanda bahwa dia sedang mengalami suara hilang di telinganya. Bindeng. Kuberi Hanif dua bungkus permen Yupi untuk membuatnya makin tenang. Alhamdulillah.

Setengah jam perjalanan pertama dia terjaga, sesekali melihat keluar jendela. Biasa aja ekspresinya mungkin karena jendela dekat tempat duduknya pas dapet yang ada guratan-guratannya jadi tidak bisa terlihat jernih. Ditambah kami berada di bangku paling belakang. Kasihan jadi kurang menikmati. Setengah jam berikutnya, Hanif tidur sangat nyenyak. Kakinya bisa dinaikkan ke kursi lalu menekukkan kaki dan punggungnya, kepalanya bersandar di pahaku. "Sini bobok gak papa.", kataku melihat dia mulai menguap. Ayah Hanif yang awalnya mau tidur nggak jadi malah nonton youtube offline. Aku sibuk mendokumentasikan pemandangan di luar dan sesekali memejamkan mata karena ngantuk sekali.
Alhamdulillah, saat landing pun aman dan Hanif kembali bugar setelah bangun tidur. Gantian aku yang makin ngantuk. Kami tak sengaja bertemu dengan teman sekolah kami. Mengobrol sebentar dan membeli es krim serta kopi dan cromboloni. Kami berpisah karena berbeda jam keberangkatan kereta api bandara yang menuju Stasiun Tugu Yogyakarta. Kami jalan-jalan berfoto sebentar di bandara, menunggu sejenak lalu kereta datang. Selama perjalanan, aku tidur, sedangkan Hanif dipangku ayahnya tidak tidur. Haha

Turun dari kereta api, suami langsung pesan taxi online. Padahal sepertinya dia sudah membuat rencana mau jalan-jalan dulu di sekitar stasiun, tapi ternyata nggak jadi dan langsung pulang. Sekitar setengah jam perjalanan dari stasiun ke rumah suami. Alhamdulillah sudah disambut bapak dan ibu mertua serta adik-adik iparku. Masyallah. Hanif senang sekali dan langsung bermanja-manja dengan keluarga. Semoga mudik berikutnya juga seseru mudik kali ini. Aamiin. Insyallah.

Oh ya, kalau mau lihat sekilas dokumentasi selama mudik bisa dilihat di tautan ini

Comments

Popular Posts