Sekilas Rute Main Tol Bali Mandara-Pantai Pandawa

Hai, kembali lagi bersama saya, di tulisan kali ini saya ingin menuliskan tentang sekilas jalan-jalan kami saat akhir pekan. Pada hari Minggu lalu, kami sempatkan main ke Tebing Tanah Barak. Tujuan utama kami ke area tersebut hanya untuk berfoto di jalan antara dua tebing. Pertama-tama kami berangkat dari arah Utara Tol Bali Mandara yaitu Denpasar Selatan. Mobil melaju ke arah Tol Bali Mandara membayar sekitar Rp12.500,- untuk sampai di jalan arah Kuta. Selanjutnya kami tidak langsung ke Tanah Barak, tapi muter-muter dulu melewati ITDC Nusa Dua, melewati jajaran puluhan hotel mewah yang entah kapan bisa bermalam di sana. Kalau di sebut-sebut sekali bermalam minimal Rp4.000.000,- hahahaha sudah setara dengan biaya hidup kami bertiga selama sebulan.

Ketika melewati hotel-hotel ini kami selalu heran, pekerjaan apa yang mereka lakukan untuk bisa menyewa kamar semalam di sini, atau bahkan berhari-hari di sini. Kami yang bekerja nyata saja masih merasa harga tersebut mahal, lalu bagaimana mereka memandang nilai tersebut. Ah, sudah pasti bukan level kami jajaran hotel mewah ini. Kami cukup bersyukur bisa menyewa hotel yang semalamnya Rp900.000,- ke bawah. Sejuta tak sampai, itu sudah buat kami bisa merasakan suasana baru menginap di hotel. Bahkan kami juga pernah dapat hotel gratis dari teman sebagai hadiah pernikahan dan sekedar pemberian saja.
Oke lanjut dari arah ITDC Nusa Dua ini kamu lanjut ke arah Pantai Pandawa, nah ternyata Tebing Tanah Barak ini masih sejalur dengan Pantai Pandawa. Jadi kami lurus ke arah jalur yang dipenuhi batuan karst. Masuk lokasi kita dikenai biaya per orang Rp8.000,- anak kami yang berusia 5 tahun gratis. Lalu harga parkir mobil Rp5.000,-. Sesampainya di lokasi, saya cukup kecewa karena ternyata sudah banyak dikunjungi wisatawan yang sedang berhenti untuk mendokumentasikan. Jadi kami cuma mengambil beberapa pose lalu melanjutkan perjalanan ke arah Pantai Pandawa. Di sini kami tidak berjalan jauh tetapi langsung mencari warung dan membeli kelapa muda, pop mie, dan jajan anak. Hahahaha..
Ini lah yang membedakan kita wisatawan domestik dengan mancanegara, kalau wisatawan domestik pasti kebanyakan hanya duduk, berjalan dan beli jajan di warung pinggir pantai. Tapi kalau wisata mancanegara pasti mereka menyempatkan diri untuk basah-basahan berenang, bermain air lalu berjemur. Pokoknya mereka mencari matahari, kami menghindari matahari. Hahaha
Sudah lelah di pantai, kami melanjutkan perjalanan pulang, mampir sebentar membeli gantungan kunci papan seluncur yang diinginkan Hanif sejak tiba di pantai. Hanif bilang, "Ingin punya gantungan kunci biar seperti teman-temannya." Yaudah, Rp20.000,- dapat empat gantungan kunci. Kata ayah Hanif, kalau di Toko Erlangga harganya Rp15.000,- aja. Perjalanan pulang kami mampir sholat di Masjid Nurul Huda dekat Bandara I Gusti Ngurah Rai, ayah Hanif yang sholat, sedangkan aku menunggui Hanif yang sudah tertidur di dalam mobil. Tak lama dia bangun setibanya ayahnya datang. Kami melanjutkan perjalanan pulang, mampir lagi ke Warung Mie Ayam Bakso Jamur, ayah Hanif makan dulu, gantian saya yang sholat di masjid dekat situ. Alhamdulillah kenyang dengan semangkuk mie ayam bakso jamur dan jeruk hangat. Senangnya hari ini, alhamdulillah, minggu depan kemana lagi ya?

Sekilas dokumentasinya bisa dilihat di video ini

Comments

Popular Posts