Persiapan Menentukan Sekolah Pilihan (Bagian 1)

Hai selamat datang, kita lanjut obrolan bahasan sebelumnya ya. Jadi setelah menemukan beberapa rekomendasi sekolah tadi, saatnya saya melakukan survei, baik secara online maupun offline. Tapi sebelum survei saya buat dulu skala prioritas atau variabel penentu saya memilih sekolah tersebut. Jujur bagi saya ini adalah hal sulit dalam saya mengambil keputusan. Sebelum menentukan pilihan, saya tulis dan pelajari betul kebutuhan kami sebagai orang tua. Maka didapatlah beberapa hal berikut seperti :
1. Tujuan anak di sekolahkan
2. Adanya penitipan anak
3. Jarak dan rute dengan rumah atau tempat kerja
4. Berbasis sunnah atau tidak
5. Kurikulum
6. Fasilitas sekolah
7. Biaya
Nah, rasanya 7 hal ini yang menjadi penentu kami memantapkan pilihan. Mari kita bahas satu-satu ya secara sederhana.
 
Satu, tujuan anak disekolahkan di lembaga PAUD, bagi kami berdua sebagai orang tua, kami merasa memerlukan bantuan dalam mendidik dan mengasuh anak kami. Kami tinggal di perantauan dengan mayoritas penduduknya beragama non muslim, secara sederhana kami bertiga saling bergantung satu sama lain. Kondisi kami dengan dua orang dewasa yang bekerja fulltime di luar rumah membuat anak balita kami sebaiknya juga mendapat tambahan pendidikan dan pengasuhan di luar pendidikan dan pengasuhan kami berdua sebagai orang tua. Maka, dengan tujuan baik itu kami berharap mendapatkan partner dalam mendidik dan mengasuh anak kami. Pilihannya ada dua, mencari pengasuh lepas (yang hanya momong) atau disekolahkan (lembaga pendidikan), tentu pilihan untuk meminta bantuan keluarga sudah di lakukan hehe (jadi dari usia 2 tahun hingga 4 tahunan anak saya titipkan ke ibu saya, ibu saya ajak merantau ke Denpasar). Jadi supaya kami juga mandiri, bantuan dari orang tua kami cukupkan sampai anak umur 4 tahun itu. Selanjutnya saya berusaha mencari penitipan muslim di dekat rumah. Kapan-kapan akan saya ceritakan ya. Baiklah, kembali pada tujuannya tadi yaitu mencari partner dalam mendidik, mengasuh dan syukur-syukur bisa membimbing kami menjadi orang tua. Seperti istilah katanya parenting itu tentang parent nya kan?!

Dua, setelah menentukan tujuan, tentu saja mencari partner yang memenuhi kriteria selanjutnya yaitu adanya penitipan anak. Hal ini karena saya dan suami masih sama-sama bekerja fulltime di luar rumah. Jadi rasanya penitipan anak menjadi prioritas pertama setelah menentukan tujuan. Sebenarnya, jika tanpa penitipan pun anak bisa ikut saya ke tempat kerja, alhamdulillah kantor saya mengijinkan kami pegawainya membawa anak asalkan anak dapat dikondisikan agar tidak mengganggu pekerjaan dan tugas. Alhamdulillah juga kantor saya hanya berjarak 5 menit dari rumah kami. Tapi, setelah berdiskusi dengan suami kami memutuskan untuk menitipkan anak saja. Pertimbangan kami adalah agar anak lebih terjaga fitrahnya dalam bermain dan belajar, serta tentu saja menjaga agar saya dan suami dapat dengan baik, amanah dan tenang dalam bekerja.

Gimana menurut teman-teman pendapat saya ini? Sepertinya bahasan kali ini sampai poin ke dua dulu ya. Terima kasih :) 

Comments

Popular Posts