Berkemah di Bedugul Bersama Keluarga
Libur sekolah Hanif lumayan lama, ada hampir sebulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli 2024. Alhamdulillah, ibukku mau datang ke Denpasar lagi untuk menemani Hanif di rumah. Dua minggu pertama hanya ibukku saja, lalu dua minggu selanjutnya adikku juga ikut menyusul ke Denpasar. Adikku ke sini bareng dengan suamiku yang mengambil cuti besar selama seminggu pulang ke Jogja sendiri untuk menemani ibuk mertuaku operasi katarak. Alhamdulillah berhasil operasinya. Sementara aku tetap bekerja.
Rencana awalnya kami akan berlibur ke Lombok, aku mengambil cuti dadakan. Tapi akhirnya suamiku memutuskan batal dan memilih ke Jogja. Dilema antara ingin ikut atau tetap di Denpasar mengingat ibukku saja baru sampai di sini. Berhubungi cutiku belum kuajukan, jadi aku lebih baik fokus bekerja. Liburan yang tadinya akan ke Lombok dialihkan menjadi berkembah di Bedugul semalam.
Tanggal 6 Juli 2024 pagi pukul 08.00 suami dan adikku tiba di Denpasar. Istirahat sebentar lalu pukul 13.00 kami berangkat ke Bedugul dengan mobil menuju Strawberry Camp. Alhamdulillah seminggu lalu suamiku sudah memesan satu tenda dan satu glamping untuk di sewa. Perjalanan Denpasar ke Bedugul menyenangkan, aku dan Hanif tidak mabuk kendaraan. Sekitar pukul 16.00 kami tiba di tempat berkemah. Sampai di lokasi pas sekali sore hari, mulai dingin dan lapar. Aku dan ibukku menyiapkan alat masak, tikar, bekal makanan dan minuman kami bawa semua ke glamping. Kami bergantian sholat dan Hanif main langsung kenalan dengan anak lain yang berkemah. Oleh-oleh tahu bakso buatan tetangga di kampung dan pempek Ulu Bundar Jogja yang dibawa suamiku langsung di goreng, tak lupa secangkir minuman panas disiapkan. Dinginnya Bedugul mengurungkan niat kami untuk mandi meskipun di sini juga tersedia air hangat gratis, pokoknya mandi cukup sekali nanti saat akan pulang ke Denpasar esok hari. Tapi saat petang menjelang, Hanif yang selesai main penuh kotor badannya pun akhirnya kumandikan dengan air hangat. Dia senang sekali.
Sholat maghrib kami bergantian, aku, ibuk dibantu Hanif menyiapkan alat masak lagi untuk membakar daging, sosis dan sate yang sehari sebelumnya sudah aku dan ibukku siapkan. Alhamdulillah ludes dalam sekejap dan sekitar pukul 21.30 kami susah bersiap tidur. Hanif sangat antusias tidur di tenda, padahal aku pikir dia akan lebih tertarik dengan glamping yang lebih hangat. Dia tetap memaksa tidur di tenda. Benar saja dia bisa tidur tapi sekitar jam 23.00 ia terbangun karena melihatku kembali dari kamar mandi. Kemudian dia tidak bisa tidur, sedangkan aku malah yang mulia mengantuk. Dia bermain sebentar dengan ponselku, kemudian aku tidak tahu karena terlelap tidur. Sekitar pukul 01.30 dini hari aku terbangun dan mendapati Hanif sudah tidak ada di tenda, panik dan langsung kami cari keluar. Kuketuk pintu glamping dan kudapati Hanif tidur lelap di tengah-tengah antara adikku dan ibukku. Masyallah.. Hahahaha Hanif sayangku. Kata ibukku, semalam saat beliau kembali dari kamar mandi untuk kencing tiba-tiba Hanif muncul memanggil simbah. Kemudian ikut masuk ke glamping karena kedinginan. Bermain ponsel sebentar dan tidur lelap di kasur sampai pagi.
Pagi hari kami berjalan bersama, mendokumentasikan sekitar sejenak, dan rencana kami pagi itu adalah memetik buah strawberry tapi ternyata kebun strawberry di sekitar tempat berkemah sudah habis dipanen dan dipesan orang, pun demikian juga dengan kebun-kebun lainnya. Akhirnya kami gagal memetik strawberry yang sudah dijanjikan ke Hanif. Maaf ya Nif :(
Setelah berjalan di sekitar kami sarapan dengan mie instan, sangat cocok dengan suasana pagi yang dingin ini. Secangkir kopi panas pun menemani. Oh ya, subuh tadi aku, suami dan ibukku sempat mandi air hangat tapi menjelang matahari terbit agak siang air hangatnya sudah tidak ada lagi yang membuat Hanif dan adikku mandi air yang dingin. Pukul 11.30 kami keluar dari tempat berkemah. Pulang masih berusaha mencari kebun strawberry yang bisa memetik sendiri, ternyata kosong kalau ada pun katanya tinggal sedikit.
Yaudah, langsung kembali saja ke Denpasar. Biar Hanif lega kami belikan stawberry pinggir jalan. Kami mampir juga di pasar dekat bedugul dan pasar kulakan tapi nggak beli apa-apa malah beli jagung rebus enak di pinggir jalan pas tikungan turun. Sampai di Denpasar pukul 15.30 lalu mandi dan sholat.
Alhamdulillah berkembah dengan keluarga terlaksana juga meskipun rencana memetik strawberry tidak berhasil. Sampai di sini dulu cerita ringkas berkemahnya, lebih lengkap nanti akan kuceritakan di tulisan selanjutnya.
Comments
Post a Comment