Dilema Peran Tambahan

Selamat pagi, ketika kutulis tulisan ini aku masih sendirian di ruangan ini. Ruangan yang akan menjadi tempat aku memanfaatkan waktuku sejak pagi hingga sore tiba, lebih kurang 07.30 hingga 15.30 WITA. Ya, aku mulai bekerja lagi. Ditempat baru yang hampir 180° berbeda dari  di Jogja, baik karakter, budaya, keyakinan, hingga kegiatan hariannya. Sejujurnya ini adalah keputusan 50:50 ku, sampai saat ini hatiku masih berat, aku tak tahu apakah ini keputusan terbaik untukku, suamiku, keluarga besar kami, dan yang utama tentu anakku. Ada kekhawatiran yang sangat besar menghantuiku. Khawatir aku tidak amanah menjalani peran utamaku sebagai ibu dan istri untuk anak dan suamiku karena terlalu lelah bekerja.

Suamiku, tentu saja dia sudah mengijinkanku bekerja, terlebih pekerjaanku saat ini tidak berat dan cukup bagus untuk karir kedepannya. Tapi entahlah, masih ada perasaan bersalah menghantuiku mengingat waktuku terbagi tak hanya untuk keluarga. Aku curhat ke ibu mertuaku, meminta maaf kalau aku harus bekerja dan tak sepenuhnya menjadi ibu dan istri di rumah saja. Ibu mertuaku yang bijak cukup menguatkanku, beliau memberikan pendapatnya yang menenangkan. Ibukku menyerahkan sepenuhnya padaku karena yang menjalani semua peran itu aku. Kepada anakku, diusianya yang 23 bulan ini aku meminta ijin padanya setiap kali kami sedang bersama, dia hanya diam dan terkadang bilang, "Oke" sambil duduk di pangkuanku, bermain mobil-mobilan. Tanpa mengetahui makna ucapanku sepenuhnya. Sedih rasanya harus bisa pasrah mempercayakan pengasuhan anakku pada ibuku. Aku khawatir pahalaku dalam mendidik anak berkurang, aku khawatir anakku tak dekat lagi denganku, aku khawatir anakku merasa kesepian karena aku bekerja. Aku masih banyak khawatir.

Aku sungguh berharap agar diriku menjadi pribadi yang amanah dengan peranku, utamanya sebagai istri dan ibu, serta peran tambahanku sebagai seorang pekerja.  Tentu saja agar waktuku tak sia-sia karena tak barokah. Semoga suami dan anakku mendoakan yang terbaik untukku, agar apa yang kujalani jadi berkah dan mereka ridho. Aamiin.

PS. Masih dengan hati yang fifty-fifty.

Comments

Popular Posts