Institut IP : Toxic Parents

Edisi mengejar ketertinggalan Panggung Ceria, materi kali ini berjudul 'Am I Toxic Parents?' yang disampaikan oleh Bu Setyorini Safitri dari IP Bogor. Materi ini jadi bahan renungan untukku karena terkadang tanpa sadar sebenarnya kita ini toxic parents namun denial mengakui keadaan tersebut yang ternyata akan berefek pada anak.

Menurutnya, toxic parents bukan hanya orang tua yang destruktif atau yang melakukan kekerasan fisik dan verbal saja tetapi juga orang tua yang meracuni anak-anaknya dari sisi psikologis atau mental.

Sebagai contoh segala sesuatu yang berlebihan apapun itu tidak baik seperti :
- Emosi yang berlebihan, terlalu melebih-lebihkan emosi hingga sulit dikontrol
- Ekspektasi berlebih kepada anak, tanpa kita sadari justru akan membuat kita tidak bersyukur dan cenderung akan membanding-bandingkan anak
- Membicarakan keburukan anak
yang bisa menghilangkan kepercayaannya, diharapkan orang tua bisa menjaga privasi anak sehingga timbul perasaan percaya anak kepada orang tua
- Egois mengukur sgalanya dengan perasaan orang tua dengan meminta anak memahami orang tua tanpa memahami perasaan anak
- Menjadi monster bagi anak dengan melakukan kekerasan fisik
- Menjadi rentenir, mengungkit-ungkit biaya untuk membesarkan anak
- Menyalahkan anak tanpa alasan yang jelas

Ada beberapa sebab orang tua sering kebablasan dalam mengontrol emosi meskipun kita tahu ilmunya :
- Kesiapan menjadi orang tua
- Hubungan antara pasangan yang kurang harmonis
- Tekanan sosial dan ekonomi
- Adanya gangguan psikologi ringan
- Pola asuh buruk dimasa lalu, inner child buruk

Maka cara yang tepat agar terhindar dari menjadi toxic parents adalah :
- Menyembuhkan luka diri sendiri
- Memaafkan
- Menerima keadaan
- Mencoba menjadi lebih baik

Lalu, apa yang perlu dilakukan kepada anak jika sudah terindikasi toxic? Maka bangun positif parenting yaitu dengan cara :
- Attachment/bonding : agar tercipta perasaan nyaman dari orang tua, percaya kepada anak, meningkatkan rasa kasih sayang
- Respect : menghargai anak sebagai individu, bersedia mendengarkan, bersedia meminta maaf, dan jujur
- Pro aktif
- Empati
- Positif disiplin

Yaa Allah, semoga aku terhidar dari sifat dan sikap orang tua yang toxic, semoga aku bisa menjadi orang tua yang bijak, mendukung, mengharagai, dan menyayangi anak sepenuh hati.

Comments

Popular Posts