Alhamdulillah Terima Kasih Yaa Allah
Alhamdulillahilladzi bini matihi tatimmush shalihat. Saat menerima info dari gurunya, hati ini turut senang, namun yang lebih terasa perasaan lega melihat wajah anakku yang puas, percaya diri memegang piala itu. Sehari lalu dia menangis, iri dengan piala teman-temannya. Hari ini, dia mendapatkan piala yang tak disangka-sangka. Aku jadi ingat, kemarin bu guru TPA nya bilang, "Tenang Hanif, besok pasti dapat pialanya, ibu tahu kok. Hanif pasti bisa." Mungkin karena membungkus kadonya saling bantu jadi bu guru tahu siapa-siapa saja pemenangnya. Hahahaha
Benar saja bu guru TPA mengabari melalui WA, "Barakallah kak Hanif udah juara" Disertai foto anakku yang memegang piala dan sertifikatnya, didepan kakinya ada sepaket hadiah. Wajahnya lega, puas, dan penuh bangga percaya diri. Aku hafal wajah itu. Wajah ketika Hanif sudah mencapai sesuatu. Aku juga turut lega serta haru menyelimuti hatiku.
Sore hari saat dijemput, dia dengan bangga menenteng piala dan sertifikat lari ke arahku yang menjemput bersama ayahnya. "Ibuk.. Hanif dapat piala." Sambil tersenyum lebar ketika melihatku. "Aku nggak nyangka, tiba-tiba namaku disebut dan disuruh maju buk. Aku menang." Alhamdulillah, kataku menanggapi, mengusap wajahnya, lalu buru-buru menuju arah parkiran. "Ayah di mana buk? Aku mau kasih tahu ayah, ayah pasti kaget nih." "Itu di parkiran depan dekat jalan yuk ke sana." Pas dicari-cari malah nggak ada ternyata muter mendekati kami berdiri. Benar saja begitu masuk mobil, dia langsung cerita. "Ayah aku dapat piala." Kemudian ayahnya kaget dan menanggapi panjang lebar, kulihat penuh bangga anakku. "Alhamdulillah hari ini rejekinya Hanif dapat piala, sertifikat dan hadiah karena berhasil juara 2 lomba hafalan. Masyallah barokallah Hanif.", ayah Hanif dan aku mengelus kepala dan memeluk tubuh Hanif. Hanif lalu mulai bercerita, "Aku nggak nyangka buk, tiba-tiba namaku disebut. Agak gak yakin gitu. Tapi bener buk. Padahal lombanya easy loh buk cuma baca sebentar saja udah. Kayak gini..", ucapnya diikuti dia membaca Surat Al-Lahab dengan fokus. Hahahaha menggemaskan sekali masyallah sayangku.
"Barokallah, Hanif hebat harus semakin bagus belajar ngajinya. Allah baik memberi kesempatan Hanif menang agar semakin semangat belajarnya." Lalu dia mulai memuji gurunya, katanya bu guru baik karena aku dikasih piala teman-temanku juga. Hahahaha Bagi Hanif ini adalah piala pertamanya, juara lomba juga pengalaman pertama, perasaan iri dan sampai menangis kemarin mungkin juga perasaan pertama Hanif, juga perasaan tak menyangka dan lega yang pertama dia rasakan setelah ikut lomba. Jika dipikir-pikir, benar juga kemarin Hanif sampai iri ingin piala, karena mungkin memang Hanif benar menginginkannya, serta ini lomba yang ditunggui sampai pengumuman lomba selesai. Biasanya ketika lomba tak sampai selesai langsung pulang, nah kali ini ditunggui sampai bagi hadiah, tentu dia kaget dan jadi iri.
Banyak pelajaran berharga yang kami bisa ambil dari kegiatan kemarin dan hari ini. Alhamdulillah. Lucunya, saking Hanif senang dan bangga mendapat piala, mungkin lebih ke nggak nyangka mendapat piala juga yaa.. Semua teman di rumahnya dia kasih tahu kalah dia menang mendapat piala. Dia juga mau kasih tau simbah-simbahnya. Saking bangganya dia pamerin ke semua. Hahahaha kukasih tahu lah dia, bahwa kalau seperti itu jadinya pamer lebih baik Hanif kabarin simbah saja, teman-teman Hanif yang tanya baru dikasih tahu, kalau tidak tanya tidak perlu dikasih tahu. Tapi ya gimana namanya juga anak-anak polos sekali dia. Alhamdulillah terima kasih Yaa Allah. Sekarang tanggung jawab semakin besar ke depannya untuk terus mengajari anak belajar dan hafalan dengan baik. Hafalan harus meningkat dan fasih. Tolong bantu kami mendidik dan mengasuhnya Yaa Allah. Aamiin.

Comments
Post a Comment