Rasa Syukurku Hari Ini
Aku ingin menuliskan tentang rasa syukurku hari ini. Akumulasi syukurku di hari-hari sebelumnya dan harapanku di masa depan. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimusshalihat. Rasanya setiap tulisan yang kubuat pasti selalu kusisipi ungkapan rasa syukurku kepada Allah. Tapi sepertinya hari ini aku ingin lebih banyak menuliskannya. Aku menuliskan rasa syukurku di saat hati, pikiran dan fisikku tidak baik saja. Aku ingin mengingat yang baik-baik. Aku berharap hati, pikiran dan fisikku dapat merespon ungkapan-ungkapan baik ini.
Alhamdulillah, aku punya keluarga yang mendukungku. Mau menerima banyak kekuranganku, sabar menanggapiku, dan mau membimbingku ke arah yang lebih baik. Aku bangga dengan diriku yang mau terus belajar dan bertumbuh meskipun dalam banyak keterbatasan. Aku sayang suami dan anakku, mereka adalah penguatku, tempat aku mengadukan banyak hal. Terima kasih mengijinkanku belajar tentang kehidupan melalui kalian.
Aku bersyukur diberikan kesempatan untuk masih bisa bekerja di luar rumah, yang terkadang aku selalu mikir, "Kamu cari apa?". Tapi aku coba mencari sisi baiknya. Mungkin akan ada luka dan penyesalan nantinya, tapi semoga jalan ini selalu penuh berkah.
Aku tak terlalu pandai bersosialisasi, aku kaku sekali, pemalu dan terkadang aku tak terlalu peduli omongan orang tentangku. Baik sih aku bisa memberi batasan, tapi kadang aku juga merasa sendiri.
Aku berharap rasa syukurku ini bisa membantuku pulih di saat-saat aku berada di titik terendah. Kata orang terdekatku, aku ini cukup ambisius, aku suka mengatur tujuanku baik jangka pendek maupun jangka panjang. Iya itu memang aku banget. Rasanya pantang melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas. Pasti ada satu tujuan pasti yang ingin kucapai. Seperti ketika aku memutuskan bekerja kembali, aku ingin bisa bebas mengatur uangku tanpa beban, meskipun uang saku dari suami sudah cukup untukku tapi sejak dulu kan aku terbiasa mandiri jadi kalau menunggu dikasih suami rasanya kasihan malah. Jadi yaudah aku kembali bekerja, meskipun ada momen berhargaku bersama anak yang hilang. Aku bersyukur anakku memahamiku, mungkin terpaksa karena belum paham betul tapi alhamdulillah anakku hebat.
Suamiku juga sangat membantu, berkat menikah dengannya aku jadi bisa merantau ke luar Jawa dan tinggal di Bali tempat yang dulu aku pengen datengin karena sangat dekat dengan wisata alamnya. Suamiku juga membolehkanku bekerja, jika tidak demikian pasti aku diliputi rasa bersalah terus. Dia juga yang mengajarkanku mengelola keuangan, tempat curhat, bercanda dan berbagi banyak hal.
Keluarga besar kami juga membantuku dalam berbagai hal, senang sekali dan lega. Alhamdulillah, semua cukup memahami kondisiku. Aku bersyukur dikelilingi orang-orang yang menerimaku. Aku bersyukur atas semua hal baik yang bisa kudapatkan selama ini. Terima kasih yaa Allah.
Comments
Post a Comment