Kami Mendapat Hadiah dari Sekolah Anak
Aku mau cerita tentang pengalamanku yang tidak menyangka mendapat hadiah dari sekolah anakku. Jadi, pada saat pengambilan raport RA A tanggal Jumat, 14 Juni 2024 lalu, salah satu orang tua boleh mengambil raportnya. Nah, kami sepakat yang mengambil raport Hanif itu aku yang mewakili kegiatan tersebut. Alhamdulillah, pas banget acara baru mulai aku tiba di sana, sudah tiga per empat ruangan yang terisi. Aku langsung bersalaman kepada beberapa guru dan wali murid yang aku temui. Tak lupa aku juga menitipkan Hanif pada bu guru yang mendampingi dan berpesan pada Hanif untuk bersabar dan menjaga diri agar tidak berlebihan ketika bermain.
"Ibuk belajar di sini dulu ya, Hanif bermain sama teman-teman, nanti kalau sudah selesai ibuk panggil kita bertemu di sini. Oke?", kataku sebelum meninggalkannya masuk ke ruang pertemuan.
"Oke. Nanti ketemu di sini ya buk?", kata anakku.
"Iya.", jawabku.
Aku pun duduk, menyalami lagi beberapa orang tua murid yang ada di dekatku. Tak berapa lama acara dimulai. Jadi, di sekolah anakku ketika mengambil raport tidak langsung begitu saja, tapi diisi dulu dengan pertemuan wali murid dan guru. Kepala sekolah sebagai perwakilan dari sekolah akan menanggapi kritik dan saran dari wali murid yang disampaikan melalui kuisioner.
Kepala sekolah mulai menanggapi satu per satu kritik dan saran yang sudah dipilih dari orang tua murid, secara umum yang dibahas terkait proses belajar. Jujur saja, kalau kami sebagai orang tua merasa apa yang diberikan sekolah kepada anak kami sudah baik. Terbukti dengan tercapaianya target kami terkait pendidik anak, seperti tentang softskill kemandirian, percaya diri, adab dan hardskill hafalan surat, hadits, doa, dan kemampuan dasar anak PAUD yang meningkat meskipun masih terus dibimbing. Selanjutnya, ibu pimpinan yayasan juga memberikan kajian singkat terkait pendidikan dan pesan-pesan kepada orang tua. Nah, di penghujung acara kepala sekolah menyampaikan bahwa akan memberikan kenang-kenangan tanda terima kasih kepada orang tua/wali murid yang terbaik dalam mengikuti kegiatan bagi orang tua/wali murid yang sudah dirancang selama setahun ini.
Disebutlah beberapa nama anak yang orang tuanya 'berprestasi' tersebut. Orang tua anak sholeh, orang tua sholehah, tidak ada yang maju karena yang datang ayah nya. Nah, tiba-tiba terdengar dari telingaku, entah aku berhalusinasi atau bagaimana tapi aku mendengar bu guru bilang, "... Hanif". Beliau memanggil nama lengkap anakku. "Siapa ini yang hadiri ya? Oh, mama yang datang, ayok maju maa." Kaget banget dan gak fokus karena aku sambil mengetik pesan ke teman kantorku bahas kerjaan. Duhh, bener nggak nih aku ya. Tapi aku akhirnya maju bersama dua orang tua lainnya. Kami diberi satu tas kecil bingkisan. "Jangan dilihat isinya ya maa, ini sebagai tanda terima kasih kami." Entah aku lupa ucapan pastinya. Sayang banget tidak kurekam padahal biasanya aku rekam jika mengikuti kegiatan di sekolah anak.
Sampai di rumah aku ceritakan ke suamiku, tapi malah suamiku ragu dan memintaku memastikan. Aku pun juga jadi ragu benar atau tidak nama Hanif anakku yang dipanggil. Lalu kutanya pada staf dan mama teman anakku, katanya benar. Alhamdulillah. Hihi.
Alhamdulillah, aku bangga dengan kekompakan kami dalam mendidik anak. Sudah menjadi visi misi kami dalam mendidik anak bahwa kami harus terlibat. Rasanya ini juga jadi pemicu semangat kami agar lebih semangat, sabar, dan jangan sampai telat mengantarkan anak sekolah. Hahahaha.
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimush sholihaat. Terima kasih juga anak sholeh dan suamiku sayang. Kompak selalu ya!!
Comments
Post a Comment